Fasisme adalah penyebab perang berdarah dan pembantaian yang tidak ada gunanya di abad ke-20. Kaum Fasis meyakini hanya kekuatan kasar, bahwa terdapat “Pertarungan Untuk Bertahan Hidup” antara berbagai ras dan bangsa, dan bahwa menumpahkan darah adalah sebuah tugas suci. Mereka menyebabkan kematian puluhan juta manusia.
Setelah membaca buku
“Menyikap Tabir Fasisme” karya Harun Yahya, saya jadi tau ternyata masih banyak
orang-orang yang bermental Fasis walaupun sekarang negara Fasis sudah berkurang
atau tidak ada. Terbukti masih banyak peperangan, tawuran dan bertengkar
diantara kita. Dan rata-rata penyebabnya tersebut karena merasa paling kuat, merasa
paling benar dan so nasionalis.
Contoh paling nyata,
Tawuran (antar Sekolah, Kampung) yang masih sering terjadi sampai sekarang.
Antar sekolah tawuran hanya karena tidak terima sekolahnya diejek atau merasa
sekolahnya paling keren. Antar kampung tawuran hanya karena pemuda kampungnya
merasa paling kuat dari kampung lainnya (Rasis).
Pada akar ideologi kekerasan
ini adalah sebuah teori yang menyajikan manusia sebagai suatu “Spesies Hewan”,
dan berpegang pada pendapat bahwa konflik adalah hukum alam: itulah teori
evolusi Darwin. “Darwinisme Sosial”, begitulah nama teori itu tatkala
diterapkan kepada ilmu-ilmu sosial yang membentuk inspirasi ideologis dasar
bagi Fasisme.
Penikaman, pemukulan
atau pembunuhan karena kesalahpahaman sederhana produk dari budaya yang memandang
dan menggambarkan kekerasan sebagai bentuk kepahlawanan. Sumber dari mentalitas
ini adalah pengaruh gagasan “Perjuangan Untuk Bertahan Hidup”, yang suatu
ketika dinyatakan oleh ideolog-ideolog semacam Darwin, Nietzsche dan
dikembangkan oleh Adolf Hitler dengan Fasisme Nazi.
Pemimpin Nazi, Adolf Hitler
adalah seorang penganut Fasisme yang terkenal paling kejam. Dia membantai ras
lainnya karena merasa ras Jerman/Aria lebih kuat dari yang lain, akhirnya ras
seperti Slavia, Gipsi dan Yahudi dibantai habis olehnya. Bahkan warga asli
jerman pun yang terlahir lemah, cacat dan orang lanjut usia tetap dibantai karena
dia menginkan orang Jerman harus kuat untuk perang agar bisa menguasai dunia.
Dan yang lebih bodohnya dia membuat “Perternakan Pengembangbiakan” layaknya
binatang. Dia menyuruh wanita muda Jerman untuk tidur dengan tentaranya tanpa
pernikahan agar mendapatkan keturunan bayi Jerman murni yang kuat.
Padahal kalau kita
memandang bahwa manusia bukan hewan dan kita bisa menerima perbedaan
(toleransi), mengakui kalo semua manusia setara dan yang kuat mau membela yang
lemah saya yakin tidak ada pertempuran. Tapi begitu sombongnya manusia merasa
dirinya lebih kuat dari ras lainnya dan merasa paling benar pendapatnya. Kita
manusia bukan binatang yang memangsa binatang lainnya. Kita diberi otak untuk
berfikir menyelesaikan masalah bukan untuk mengatur strategi perang. Fvck
Fasisme!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar