Rabu, 01 Juli 2015

Fasisme


Fasisme adalah penyebab perang berdarah dan pembantaian yang tidak ada gunanya di abad ke-20. Kaum Fasis meyakini hanya kekuatan kasar, bahwa terdapat “Pertarungan Untuk Bertahan Hidup” antara berbagai ras dan bangsa, dan bahwa menumpahkan darah adalah sebuah tugas suci. Mereka menyebabkan kematian puluhan juta manusia.

Setelah membaca buku “Menyikap Tabir Fasisme” karya Harun Yahya, saya jadi tau ternyata masih banyak orang-orang yang bermental Fasis walaupun sekarang negara Fasis sudah berkurang atau tidak ada. Terbukti masih banyak peperangan, tawuran dan bertengkar diantara kita. Dan rata-rata penyebabnya tersebut karena merasa paling kuat, merasa paling benar dan so nasionalis.


Contoh paling nyata, Tawuran (antar Sekolah, Kampung) yang masih sering terjadi sampai sekarang. Antar sekolah tawuran hanya karena tidak terima sekolahnya diejek atau merasa sekolahnya paling keren. Antar kampung tawuran hanya karena pemuda kampungnya merasa paling kuat dari kampung lainnya (Rasis). 

Pada akar ideologi kekerasan ini adalah sebuah teori yang menyajikan manusia sebagai suatu “Spesies Hewan”, dan berpegang pada pendapat bahwa konflik adalah hukum alam: itulah teori evolusi Darwin. “Darwinisme Sosial”, begitulah nama teori itu tatkala diterapkan kepada ilmu-ilmu sosial yang membentuk inspirasi ideologis dasar bagi Fasisme.

Penikaman, pemukulan atau pembunuhan karena kesalahpahaman sederhana produk dari budaya yang memandang dan menggambarkan kekerasan sebagai bentuk kepahlawanan. Sumber dari mentalitas ini adalah pengaruh gagasan “Perjuangan Untuk Bertahan Hidup”, yang suatu ketika dinyatakan oleh ideolog-ideolog semacam Darwin, Nietzsche dan dikembangkan oleh Adolf Hitler dengan Fasisme Nazi. 
 

Pemimpin Nazi, Adolf Hitler adalah seorang penganut Fasisme yang terkenal paling kejam. Dia membantai ras lainnya karena merasa ras Jerman/Aria lebih kuat dari yang lain, akhirnya ras seperti Slavia, Gipsi dan Yahudi dibantai habis olehnya. Bahkan warga asli jerman pun yang terlahir lemah, cacat dan orang lanjut usia tetap dibantai karena dia menginkan orang Jerman harus kuat untuk perang agar bisa menguasai dunia. Dan yang lebih bodohnya dia membuat “Perternakan Pengembangbiakan” layaknya binatang. Dia menyuruh wanita muda Jerman untuk tidur dengan tentaranya tanpa pernikahan agar mendapatkan keturunan bayi Jerman murni yang kuat.


Padahal kalau kita memandang bahwa manusia bukan hewan dan kita bisa menerima perbedaan (toleransi), mengakui kalo semua manusia setara dan yang kuat mau membela yang lemah saya yakin tidak ada pertempuran. Tapi begitu sombongnya manusia merasa dirinya lebih kuat dari ras lainnya dan merasa paling benar pendapatnya. Kita manusia bukan binatang yang memangsa binatang lainnya. Kita diberi otak untuk berfikir menyelesaikan masalah bukan untuk mengatur strategi perang. Fvck Fasisme!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar