Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, rasa keingintahuan semakin menjadi terkadang suka cari informasi sendiri. Tidak ada salahnya memang, karna pada akhirnya kita akan tau mana yang Baik dan Buruk tapi kenyataannya ketika kebaikan itu datang kita suka berpaling pada kebaikan itu sendiri.
Hari ini adalah tepat tanggal 17 Oktober 2015 dan sekarang adalah International EDGE Day (bisa dibilang hari Straight Edge sedunia -red) kali ini gue gak akan jelasin tentang apa itu Straight Edge atau sejarah Edge Day, lo bisa cari tau sendiri dengan googling yang nantinya lo bakal dapet referensi lain yang gak cuma bikin pengetahuan lo nambah tapi mungkin hidup lo berubah. Ya, kali ini gue bakal cerita dari pengguna zat berbahaya terus mengenal gaya hidup sxe (Straight Edge) dan bisa bebas dari zat-zat berbahaya sampe akhirnya berani untuk mengklaim diri sebagai Edger (orang yang menjalani gaya hidup sxe -red) dan masih bertahan hingga sekarang. True till death!
Seperti kebanyakan pemakai pada umumnya sebelum mengenal tahap zat yang lebih berbahaya seperti Narkoba kita bakal kenal lebih dulu dengan yang namanya Rokok! Selain karna mendapatkannya mudah dan harganya sangat murah, ketika dipergaulan kita akan merasa keren, dewasa dan lainnya ketika ngerokok ya itu semua berkat sistem marketing mereka yang menjadikan branding di film atau kehidupan nyata. Gue sendiri udah ngerokok dari umur 10th! dari mencoba sehisap sampe sebatang ngumpat-ngumpat dan akhirnya ketauan juga orang tua. Mereka marah? pasti tapi tidak dengan bapak saya, mungkin karna dia juga perokok.
Semakin besar semakin menjadi, dari rokok naik tingkat ke lem, pil, alkohol lalu ganja atau cimeng. Rasa keingintahuanlah yang membuat gue ingin mencoba dan tentunya agar tidak dibilang cemen, ya lagi-lagi branding hasil marketing. Dari lem aibon sampe bensin dihirup keparu-paru, dari obat sakit kepala sampe pil untuk anjing dicoba padahal tubuh sedang tidak apa-apa, dari kadar alkohol 5% sampai oplosan yang tidak jelas campuran dari apa, dari ganja selinting sampe kulit kacang dilinting-linting -__-
Semakin banyak ketemu pemakai yang ternyata lebih sinting dari gue, melihat efek mereka sudah semakin menggila, dalam hati berkata "gue gamau kayak dia". Puncaknya ketika kehilangan orang yang dicinta dari keluarga yang hidupnya berantakan karna zat berbahaya dan sedihnya gue melihat langsung efek tersebut dari galau sampe sakau dan tak berdaya hingga tiada. *Duhhh merinding nulis gini...
Setiap kali ngerokok dirumah, dikamar atau diluar ibu gue selalu bilang stop! jangan sampai kek dia iya dia yang kehilangan segalanya karna zat berbahaya. Kata itu selalu menghantui pikiran, yang pada akhirnya memutuskan untuk berhenti ngerokok iya baru rokok sedangkan alkohol masih jadi candu setiap minggu. "Sedarah sebotol darah kita alhokol" menjadi jargon tongkongran sampe tepar dan susah untuk dilupakan. bahkan malah kembali ngerokok karna tidak bisa menolak tawaran lingkungan!
Untungnya mengenal punk, iya waktu sd coba-coba zat berbahaya agar terlihat mapan seperti anak punk padahal punk sendiri anti mapan, itu semua hanya karna ikut-ikutan tanpa tau artinya sebelum membaca. Punk bukanlah dandanan untuk mapan tapi bagaimana merdeka dan jadi diri sendiri, setelah mencari informasi mengenai punk hardcore sampai akhirnya menemukan kata Straight Edge.
Awalnya tidak percaya bahwa ada jalan hidup lurus didalam punk hardcore, semakin hari semakin ingin mencari tau informasi lewat zine, internet dan kawan yang lebih dulu di scene. Ternyata inilah label yang saya butuhkan untuk menolak tawaran zat berbahaya agar tetap diterima lingkungan, pada awalnya takut untuk mengklaim diri sebagai seorang sxe karna ini jalan hidup sampai mati. Sampai akhirnya ada kawan yang cukup tau apa itu sxe ketika saya menolak tawaran zat-zat tersebut dan baru memberanikan diri untuk mengklaim.
Setelah itu Straight Edge menjadi label untuk menolak zat berbahaya dan saya masih bisa bergaul dengan mereka para pengguna dan tentunya saya harus menjelaskan panjang lebar apa itu sxe ketika dari mereka ada yang tidak tau sampai akhirnya mereka bisa respec t& menerima saya dan itu butuh proses yang sangat lama agar tetap diterima lingkungan walau berbeda.
Sekarang gue tidak perlu repot-repot menolak lebih keras, cukup memakai atribut sxe seperti kaos atau jam yang dijadikan sebagai identitas diri bahwa gue Straight Edge dan teman-teman gue yang sudah tau akan menjelaskan dengan sukarela apa itu sxe. They said my views would change but they never did! mereka tidak pernah mau mencoba untuk keluar dari zona nyamannya, sekalinya ada itu hanya buaian belaka dan berakhir menjadi sellout!
To all the new kids this is a way to live
it's not a passing trend, a way to fit in
I never preached shit, I just spoke my mind
to live a positive life and don't waste you're time
Nailed to the X man, I live this shit
I am an S.E.O.G don't ever forget it.
All my friends did it all but I never gave, gave in.
Happy International Edge Day buat para Edger diluar sana, Stay True and True Till Death!
Sabtu, 17 Oktober 2015
Senin, 17 Agustus 2015
Freedom is Expensive
Pagi ini acara tv memutar film-film perang Indonesia, mungkin biar rakyat makin nasionalis haha tapi gimana mau nasionalis kalo rakyatnya aja ditipu sejarah aslinya. Gue jadi inget kultwit @kurawa tahun lalu tentang sejarah asli kemerdekaan Indonesia, walau aslinya begitu tapi gue tetap salut dan bangga dengan bapak bangsa pada saat itu jadi gue bakal berbagi kisah ini walau sangat berisiko tapi ini penting karna rakyat sudah tidak mau dibodohi.
Kemerdekaan Indonesia ini “BELI” bukan karna pertempuran
& proklamasi 17 agustus 45. Kita bisa ngebacot bebas hari ini karna bayar
4,5 Milyar Gulden sama Belanda dan baru lunas tahun 2003 lalu, jadi Freedom is
Expensive. Biaya 4,5 milyar gulden itu untuk harga wilayah mana aja? Kalo dari
peta Belanda saat itu sih diluar pulau Papua.. kalo Papua masuk lebih mahal.
Makanya setelah Konferensi Meja Bundar dengan kesepakatan 4,5 milyar gulden
dibayar Indonesia, Belanda masih minta Papua = sejarah Trikora.
Dulu.. Belanda berfikir “gpp gue lepas Indonesia dpt 4,5
milyar gulden.. karna rempong urus rakyatnya, cukup pegang Papua bisa kaya
abadi” Belanda pokoknya mati2an harus pertahankan papua dari Indonesia, perang
pun dijabanin.. mereka gak mau dibayar lagi untuk melepaskannya. Nah, disinilah
hebatnya pemimpin kita saat itu, kalo dibayar gak mau juga terpaksa gue harus
cari temen untuk bantu usir tuh kumpeni. Kalo yang lain pada kagum sama bambu
runcing maka gue justru kagum dengan kemampuan negosiasi pemimpin kita saat itu..
lobby nya keren. Gak ada yang salah dengan kita membayar uang kemerdekaan,
karena apapun harus kita tempuh unuk sebuah kebebasan. 4,5 milyar gulden itu
nothing.
Balik lagi ke papua, Belanda ngotot mereka tau kalo perang
lawan Indonesia aja mesin2 perang mereka jauh lebih unggul. Makanya dari pada
kalah, lalu Indonesia minta tolonglah sama “Brother”nya kumpeni saat itu siapa
lagi kalo bukan pakde Sam. Kalo Belanda malak uang 4,5 miliyar gulden, maka
pakde sam ditanya kalo bantu apa neh bayarannya, doi cuma bilang kasih gue
konsesi aja. Sebenernya uni soviet juga minat “bantu” Indonesia saat itu tapi..
Indonesia berfikir kalo kumpeni jauh lebih takut sama pakde Sam. Selain sesama
anggota blok barat, ratu belanda dibisiki pakde sam: “Hai sista, belanda itu
gak lebih luas dari hiroshima nagasaki yah? :D” walau ada pertempuran arafuru..
yah itu cuma seremonial aja bagi Belanda biar kalo mundur dari papuanya gak
terlalu ketauan & diusir brother.
Disinilah awal berdirinya freeport bisa terus eksis sampai
hari ini di bumi Papua.. Freeport itu “harga” sebuah kemerdekaan Papua bagi
NKRI. Pakde sam gak mau dibayar pake doku.. selain dia sudah tau kalo Papua itu
“Brankasnya Dewa” kalo gue cerita potensi ini bisa seminggu selesai. Apalagi
saat Soeharto naik jadi presiden udeh dilindungi papua dilindungin pula jabatan
doi sampe 32tahun kelak.. ini harga buat pakde sam.
Dalam perjanjian awalnya sih freeport emang 100% boleh ngeruk
Papua tapi karna masalah HAM (kan doi mbahnya) dikasihani royalti secuil lah.
Cerita ini emang abu-abu tapi yah gitu deh sesuatu yang agak merendahkan emang
harus diabu-abukan jangan di ekspos takut anak2 sekolah gak nasionalis.
Bayangkan kalo kisah merdeka Indonesia itu bayar 4,5 miliyar gulden masuk
kurikulum sejarah sekolah.. apa nanti gak ada upacara bendera? -_-
Gue nulis gini bukan berarti gak nasionalis, justru gue
bangga sama pemimpin kita dulu.. mereka top negosiator, kita salut. Kisah bambu
runcing itu hoax terbesar yang pernah diajarkan bangsa ini kepada rakyatnya,
makanya rakyat sedikit yang cerdas & banyak yang korupsi. Nyelesain masalah
bisa lewat bambu runcing.. so akhirnya anak2 sekolah sekarang menyelesaikannya
dengan tawuran, gak ada bambu batu pun jadi.
Sudah lebih 50th pakde sam menguasai Papua.. ancamannya kalo
ganggu gue nambang, gue bakal support tuh OPM, mau? L Makanya Jokowi waktu kampanye
begitu intens ke Papua, karna dia tau Papua itu secara de facto adalah “Negara
Bagian USA” papua itu seolah “dipasrahkan” oleh pemimpin kita sebelumnya..
karna keadaan yang sulit dan memaksa harus begitu daripada Papua merdeka.
Jokowi mau mengulang kemampuan lobby para pemimpin bangsa yang dulu.. OK lah
konsesi tetap lo pegang tapi bagi2nya kasih bagusan dikit. Nanti kalo mau rebut
freeport ada saatnya kalo polisi udh gak ada rekening gendut, anggota DPR hidup
sederhana, pejabatnya naik bis :D Kalo mau nekat ambil alih freeport yah kita
harus rekrut evo morales or hugo chavez mimpin Indonesia dengan resiko kita
pake pasport ke Papua.
Jadi, kemerdekaan Indonesia ini bukan jasa para Tentara tapi
berkat Diplomasi. Soekarno itu sipil J JAS MERAH:
Jangan sekali-kali memalsukan sejarah.. aslinya ini cuma diganti oleh Orde
Baru.
Senin, 10 Agustus 2015
Menolak Dibodohi
Ya itulah jawabannya kalau ditanya “Mengapa Saya
Ingin Menempuh Pendidikan Hukum?” saya akan jawab dengan lantang “Menolak
Dibodohi”. Hukum di Indonesia masih jauh dari keadilan, tidak pandang bulu dan
penegakan pun belum jelas. Ya, hukum hanya dijadikan alat untuk memperkuat
kekuasaan. Makanya, akan sangat berbahaya jika rakyat tidak mengerti hukum atau
politik, terutama anak muda. Itulah mengapa pendidikan sangat penting agar kita
para rakyat jelata tidak terus dibodohi, tapi apa kita mau menuai pendidikan?
tidak semua, karena kebutuhan ekonomi lebih mendesak sementara pendidikan ada
diurutan belakang.
Kalau untuk kebutuhan ekonomi saja masih sulit,
bagaimana untuk pendidikan yang sekarang malah kebanyakan berorientasi pada
uang. Padahal seharusnya semua orang berhak untuk bisa belajar menjadi pintar
sesuai dengan Sila ke-5 “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Beruntung ternyata masih ada yang sadar bahwa pendidikan itu sangat penting,
Indonesia Jentera membuka untuk para pembaru hukum dengan beasiswa yang
membuktikan bahwa orientasinya bukan uang semacam perusahaan dan saya rasa
sudah tidak ada alasan lagi untuk kita tidak mau menempuh pendidikan.
Pendidikan di Indonesia sekarang hanyalah formalitas
belaka, terlihat sekali dari banyaknya bocoran Ujian Nasional sampai kasus
Ijazah palsu, belakangan ini. Integritas, Loyalitas dan Totalitas sudah
dianggap tidak penting karena Formalitas sangat menjanjikan, nilai dan
penghargaan yang mudah dimanipulasi jadi status bahwa orang itu cerdas atau
tidak. Akhirnya banyak orang lebih memilih untuk menyogok, menipu atau
menghalalkan segala cara agar nilai dan penghargaan dia peroleh tanpa kerja
keras.
Sistem ekonomi yang kompetitif ini memaksa kita
untuk mengganti apapun yang alami, indah dan bebas dengan sesuatu yang efesien,
seragam dan ber-uang. Pengacara, Jaksa atau orang yang mengerti hukum lebih
memilih menyelesaikan kasus-kasus tidak penting seperti perceraian artis dan
semacamnya sedangkan pelanggaran HAM yang hingga hari ini masih sering terjadi
di Indonesia diabaikan.
Semakin saya dewasa, semakin saya bingung melihat
dunia yang semakin absurd, realita yang semakin miskin hati, melihat alam dan
peradaban diperkosa tanpa malu oleh mesin-mesin berbentuk manusia. Selain
menolak dibodohi, berikut saya jelaskan alasan lain mengapa saya ingin menempuh
pendidikan hukum.
1. Motivasi, ya banyak orang yang memotivasi saya untuk
menempuh pendidikan hukum. Salah satunya Alm. Munir Said Thalib, dia adalah
seorang aktivis HAM. Beliau menggunakan ilmunya untuk menuntaskan kasus-kasus
pelanggaran hak asasi manusia dan membela orang-orang yang tertindas. Sampai
kapan pun beliau terus dikenang dan beliau terus berlipat ganda karena banyak
sekali orang yang termotivasi dengan pergerakannya, termasuk saya.
1. Pelanggaran HAM, sampai sekarang masih sering
terjadi di Indonesia dari Anak yang diterlantarkan orang tuanya sendiri sampai
diskriminasi terhadap kaum minoritas yang mengandung unsur SARA. Membuat saya
ingin bergerak untuk melakukan sesuatu atau sekedar berteriak bahwa dunia
sedang tidak baik-baik saja.
2. Korupsi, iya kata ini yang selalu menghantui para
rakyat jelata. Saya tidak tau bagaimana melawan korupsi yang sampai detik ini
masih sering terjadi di pemerintahaan bahkan sekolah. Iya sekolah saya pernah
ada kasus korupsi, tahun 2013 murid yang mendapat dana Bantuan Operasional
Pendidikan (BOP) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) belum mendapatkan haknya.
Sementara sekolah lain sudah sejak 3bulan sebelumnya, akhirnya kita para murid
inisiatif untuk mencari bukti dan kita turun kejalan untuk demo, berorasi
menuntut hak kita dan turunkan kepala sekolah yang sudah terbukti korupsi.
Seminggu sekolah diliburkan, osis rapat dengan guru akhirnya ketika masuk
kembali kita sudah mendapat hak kita dan kepala sekolah diganti, senang sekali.
Tapi kepala sekolah yang terbukti korupsi tetap menjadi guru dan ketika saya
lulus dia sudah bisa berjaya kembali.
3. Risih, iya semua itu membuat saya risih dan tidak
bisa tidur ketika mendengar berita di Indonesia yang semakin membuat saya
miris. Nenek yang dituntut 1tahun penjara dan denda 500jt hanya karena mencuri
kayu yang tidak seberapa. Tapi sedangkan penguasa atau pengusaha kaya yang
anaknya sedang terjerat hukum berat hingga menghilangkan nyawa seseorang bisa
bebas begitu saja tanpa proses hukum, iya hukum selalu tajam kebawah dan tumpul
keatas.
4. Minat, saya sekolah jurusan Teknik Komputer dan
Jaringan tapi ketika masih sekolah saya masih labil, belum tau jati diri yang
sebenarnya akhirnya hanya ikut-ikutan teman. Tapi sekarang saya sadar bahwa
minat saya bukan ke IT walau sempat tergiur dengan pekerjaan IT yang katanya
enak tapi buat apa kalau saya tidak senang melakukannya, itu hanya membohongi
diri saya sendiri. Makanya lebih baik saya melakukan apa yang saya suka atau
minat dan saya kembangkan itu mungkin nanti akan ketemu potensi diri saya.
Sekarang saya sangat berminat dengan hukum dan politik, saya jadi sering membaca buku bahkan buku-buku kiri seperti karya Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer walau boleh dapat gratis via ebook, mulai berkecimpung dengan dunia aktivisme lewat sosial media hingga ikut aksi, dan saya senang melakukannya walau sekarang teman saya sendiri mulai mengomentari “sok pahlawan, ketuaan dan lain sebagainya” Tapi saya tidak peduli dengan itu karena saya tau itu sudah menjadi konsekuensi, belum lagi nanti ketika ada terror atau intimidasi, saya tidak akan takut. Mungkin mereka yang mencibir belum merasakan haknya terampas, jadi mereka mencibir perjuangan orang lain untuk mendapatkan haknya.
Senin, 27 Juli 2015
My Top 15 Playlist (Mixed Mood and Genre)
1. Morrissey - Let Me Kiss You
2. 7 Seconds - 99 Red Balloons
3. Dropkick Murphys - Worker's Song
4. Agnostic Front - For My Family
5. Social Distortion - Angle's Wings
6. Bane - Calling Hours
7. Blink 182 - Dammit
8. Superman Is Dead - Goodbye Whiskey
9. Flogging Molly - Drunken Lullabies
10. Final Attack - Fish in a Pond
11. Straight Answer - Punks United (Ina Subs cover)
12. New Found Glory - Forget My Name
13. Seringai - Mengadili Persepsi
14. Devildice - True
15. Pee Wee Gaskins - Sassy Girl
2. 7 Seconds - 99 Red Balloons
3. Dropkick Murphys - Worker's Song
4. Agnostic Front - For My Family
5. Social Distortion - Angle's Wings
6. Bane - Calling Hours
7. Blink 182 - Dammit
8. Superman Is Dead - Goodbye Whiskey
9. Flogging Molly - Drunken Lullabies
10. Final Attack - Fish in a Pond
11. Straight Answer - Punks United (Ina Subs cover)
12. New Found Glory - Forget My Name
13. Seringai - Mengadili Persepsi
14. Devildice - True
15. Pee Wee Gaskins - Sassy Girl
Minggu, 26 Juli 2015
Freaklance
Udah setahun lulus sekola tapi belom ngasilin apa-apa dan malah masih ngandelin orang tua, mau kuliah gagal dengan alasan klasik yaitu ekonomi. Walaupun sekarang banyak cara masuk perguruan tinggi dari smptn sampe sbmptn tapi sayang otak gue gak nyampe, maklum didikan stm lebih ke praktek dari pada teori kayak sma.
Udah kerja cuma jadi freelance bersyukur banget tapi
sayang gak nyampe setahun udah keluar, bukan.. gue bukan dipecat atau kontrak
abis tapi gue milih resign biar gue bisa lebih maju eh nyatanya malah nganggur.
Hft~
Sebenernya nyesel keluar dari itu perusahaan karna
gue suka jobdesknya, gue lulusan Teknik Komputer dan Jaringan dapet bagian Data
Entry diperusahaan riset ternama didunia. Freelance disitu sebenernya enak
banget, masuk sebulan 2 minggu jadi punya banyak waktu buat berkarya, gaji
mingguan jadi gak ada tuh tanggal tua/muda semua sama aja seminggu kerja
seminggu abis tuh duit. Tai
Bayangin aja hari senin orang pada males buat kerja
apalagi tanggal muda abis gajian tapi gue malah seneng kerja, iyalah masuk
jarang-jarang apalagi kalo lembur orang makin males eh gue makin seneng, aneh,
freelance.
Tapi kenapa gue milih resign, pertama gue pengen
maju kalo cuma ngandelin disitu doang jelas gak bakal bisa, boro-boro buat
kuliah buat biaya hidup aja kurang. Apalagi ada temen gue yang udah cukup tua
tapi buat biaya hidupnya aja masih ngutang sana sini gimana buat bangun
keluarga coba. Yang kedua faktor temen, iya pasti dalam kerjaan ada aja orang
yang sirik karna kerja kita lebih bagus dan dia jadi merasa kegeser. Sebenernya
alasan kek gini gak terlalu berarti buat gue karna ini emang bidang gue wajar
kalo gue lebih bagus eh tapi lama-lama risih juga kalo sampe bosnya ikut-ikutan
mungkin karna gue masih junior tapi kenapa jadwal gue masuk malah diliburin,
masuk 2minggu sebulan aja masih kurang eh ini dikurangin lagi jadi seminggu.
Brontak, iya gue sengaja nganggur biar bokap gue
sadar anaknya butuh support. Bokap gue sarjana masa anaknya cuma lulusan
stm dia selow-selow aja apalagi gak kerja, iya minimal gue harus sarjana
jugalah. Gue tau bokap gue mampu & punya uang buat biaya kuliah tapi entah
kenapa dia emang gak peduli sama gue tapi gue tetep butuh support minimal buat
karya gue lah walaupun belom tentu gue bisa hidup dari karya sendiri.
Jadi, teruslah berkerja dan berkarya jangan berharap
pada negara.
Rabu, 08 Juli 2015
Ngabuburit Nunggu Magrib
Ngabuburit adalah
istilah yang berasal dari bahasa Sunda, burit artinya waktu menjelang malam
hari atau waktu Magrib. Jadi ngabuburit selama bulan Ramadhan ini adalah
menunggu atau menghabiskan waktu hingga menjelang magrib atau berbuka puasa. Dan
kali ini gue bakal kasih tips ngabuburit yang sangat ampuh biar laper/haus gak
terasa dan tiba-tiba udah buka puasa.
Urutan pertama dari
dulu masih sama yaitu Tidur. Ngabuburit dengan tidur cukup simple dan gampang,
dari pada ngomongin orang atau mikir yang jorok-jorok mending tidur. Bahkan
tidur diwaktu puasa pun termasuk ibadah dan dapet pahala tapi jangan seperti
yang biasa gue lakuin yaitu begadang dimalam hari biar siang bisa tidur lama
dan magrib pun tak terasa. Apalagi tidur dari subuh, bangun-bangun kultum
magrib. Huft~
Yang kedua, Naik
Transjakarta. Transjakarta atau biasa disebut oleh kalangan kelas menengah
Busway adalah transportasi yang sudah tidak asing lagi dan sering kita jumpai.
Tapi siapa sangka ternyata Naik Transjakarta atau Busway bisa membuat waktu
kita tidak terasa atau begitu cepat, jadi ini adalah cara efektif untuk
ngabuburit nunggu magrib. Cukup bayar Rp3500 perak anda sudah bisa keliling
Jakarta dengan busway ini dan waktu magrib pun tak terasa, saran gue cobalah
hampiri halte busway Harmoni atau Dukuh Atas karna selain bus yang datang lama
biasanya banyak penumpang yang tidak sabaran dengan dorong-dorongan layaknya
main American Football, lebih baik kita yang waras ngalah sambil nunggu magrib.
Ketiga, Jalan-Jalan
Sore atau biasa dikenal oleh cabe-cabean JJS (Aneh, jalan-jalan tapi naik
motor. Ber3 lagi-_-) Ini juga merupakan cara ampuh nunggu magrib, karna
biasanya setiap sore dijalanan Jakarta mana aja rame motor dan pastinya bikin
macet walaupun itu jalanan kampung. Saran gue cobalah lewati perlintasan kereta
api atau lampu merah matraman tapi hati-hati disana anda akan diuji kesabaran,
gpp pahala nambah.
Keempat, Ngantri Takjil
Bareng Emak-Emak. Ketika ngabuburit dan sekalian beli takjil atau makanan untuk
berbuka cobalah ngantri bareng emak-emak karna waktu anda jadi terasa lebih
cepat dan magrib pun tak terasa, karna biasanya anda akan terus
diselak/didahului oleh emak-emak yang padahal baru dateng. Bahkan dengan cara
ini anda bisa selesai ngantri bareng emak-emak sampe tarawih mulai dan berbuka
pun dengan kesal dalem hati.
Kalau cara diatas masih
belum ampuh juga, laper haus pun masih melanda dan magrib pun terasa lama
cobalah cara yang terakhir ini, yaitu. Adzan Magrib aja sendiri
Langganan:
Postingan (Atom)