Jumat, 25 November 2016

Marah Bumi

Judul diatas adalah sebuah judul lagu dari Superman Is Dead pada album ke-3 mereka Black Market Love yang dirilis tahun 2006.
Berikut penggalan lirik tersebut:

Manusia, dan sejuta alasan merusak bumi dengan kesombongan yang sempurna
Ketakpeduliannya, lelah aku bertanya.
Mungkinkah akan tiba hari terakhir di dunia?

Kapankah kita akan tersadar, bumi terluka ia pun menangis…
Bukalah mata, juga hatimu kawan, oh hari ini!

Manusia, cinta kemunafikan hancurkan bumi dengan kebodohan yang sempurna
Rasa ke-aku-annya, muak ku melihatnya
Mungkinkah akan tiba hari terakhir untuknya?

Coba pikirkan lagi semua yang pernah dan akan kau lakukan
Sudah cukupkah cinta yang ada tuk bumi pertiwi?

Lagu tersebut saya mainkan sambil berpikir “sekarang apa yang harus gue lakuin?” karena sebelum lagu itu dimainkan saya baru saja menonton sebuah film dokumenter Before The Flood (2016) tentang perubahan iklim yang dimainkan oleh Leonardo Dicaprio.

Saya tau film tersebut pun memang dari frontman band yang menciptakan lagu diatas dan sekaligus aktivis Forbali13, I Gede Ari Astina atau akrab disapa Jerinx. Dalam akun twitternya JRX (mungkin dia mau seperti JFK atau yang lagi hangat jadi tersangka penista agama BTP haha) merespon film tersebut dan menyebarkan karna membuat saya penasaran apalagi di dalam tweet tersebut ada kata “Ini nyawa taruhannya” membuat orang makin penasaran. Saya pun sampai merelakan film-film lain yang sudah masuk daftar film yang harus ditonton untuk film ini saking penasarannya.

Before The Flood atau dalam bahasa Indonesia “Sebelum Banjir” buat saya kurang tepat sebagai sebuah judul film tersebut, karena terlalu banyak efek buruk yang terjadi selain banjir akibat perubahan iklim bisa kekeringan, kelaparan, dan konflik dunia yang disebabkannya. Dan penyebab perubahan iklim yang terjadi adalah karena gaya hidup manusia dan industri atas nama pembangunan atau kemajuan yang membuat energi yang tidak berkelanjutan dikuras habis dan atmosfer yang semakin menipis akibat dari karbon dioksida dan gas metana.

Diawal film Leo bercerita mengenai masa kecilnya tentang sebuah Lukisan karya Hieronymus Bosch - The Garden of Earthly Delights yang dilukis pada tahun 1515.

Dilukisan itu seperti sebuah cerita ada sebuah tiga panel, panel pertama ada nabi Adam dan Hawa di Taman Eden dan sangat indah. Di panel kedua dosa-dosa mematikan mulai meresap ke dalam lukisan ada Overpopulasi, kesenangan duniawi dan tindakan yang berlebihan. Dan panel terakhir, panel yang paling menakutkan sebuah pemandangan yang gila hancur dan terbakar. “Sebuah surga yang direndahkan dan dihancurkan”.

Melalui film ini saya pun baru tau dan tidak percaya seorang Leonardo DiCaprio menjadi Duta Perdamaian PBB. Di film ini saya tidak melihat seorang pemenang Best Actor di Academy Awards tahun ini sedang berakting ketika dia benar-benar merasakan efek dari semua kerusakan akibat ulah manusia. Karena saya ikut merasakannya ketika dia ada di kutub utara yang sudah mencair, pabrik-pabrik di China yang banyak sekali mengeluarkan karbon dioksida, hutan-hutan di Sumatra yang dibakar yang membuat kepulan kabut asap dan hewan-hewan langka yang tidak punya tempat tinggal, gunung-gunung yang dikuras untuk batu bara, bahkan kota-kota megah Amerika yang banyak sekali gedung berkaca dan aktivitas pemborosan listrik dan minyak bumi.

Leo banyak mendatangi tempat-tempat didunia yang sudah rusak dan mewawancari orang-orang seperti masyarakat sekitar, ilmuan, Barack Obama, bahkan Paus Fransiskus agar semua umat manusia sadar akan perubahan iklim dan segera mencari solusi atas itu.

Diakhir film ada solusi-solusi yang bisa dilakukan agar kita tidak sampai ke panel ketiga tadi, salah satunya adalah mengubah gaya hidup, ini sedikit rumit karena orang pada umumnya tidak mau berubah apalagi terhadap suatu kultur atau budaya yang sudah ada atau memang gaya hidup tersebut masih sangat dibutuhkan. Solusi berikutnya bertransisi, dari energi fosil ke energi yang berkelanjutan seperti energi surya dan angin, ini terdengar mudah tetapi kenyataannya tidak juga, karena orang-orang yang ada dibalik pengeruk energi fosil ini adalah penguasa yang tidak mau keuntungannya hilang begitu saja dan mereka akan mempertahankannya dengan membuat orang-orang tidak memperdulikan akibat perubahan iklim yang terjadi saat ini. Padahal ini adalah sebuah fakta, tetapi setiap kebenaran mengancam kekuasaan.

Kembali ke pertanyaan dalam diri sendiri “sekarang apa yang harus gue lakuin?”. Saya sudah berusaha dengan cara saya, mulai menjadi vegetarian karena mengurangi energi untuk produksi makanan tersebut dan mengurangi gas metana dari sapi yang mengakibatkan atmosfer menipis, bumi makin panas, kutub mencair dan banjir. Sampai ikut membantu gerakan-gerakan dan aktivitas pro lingkungan hidup tetapi kenyataannya itu semua masih belum efektif untuk solusi saat ini yang sudah semakin parah.

Overpopulasi sudah terjadi, penduduk dunia saat ini sudah 8 Miliar! Padahal dulu hanya satu miliar dan untuk mencapai dua miliar perlu waktu seratus tiga puluh tahun, berikutnya perlu mencapai tiga puluh tahun, lima belas tahun, dua belas tahun dan sekarang hanya perlu enam tahun untuk menambah satu miliar lagi. Apalagi ada teori yang mengatakan bahwa daya tampung bumi hanya tiga sampai empat miliar orang. Jika orang semakin bertambah makanan untuk keperluan orang juga perlu ditambah dan begitu pun energi.

Belum lama saya juga menonton sebuah video Kuliah Umum Panglima TNI dan sangat berhubungan dengan dunia saat ini yang sedang dilanda perubahan iklim dan konflik yang diakibatkannya. Tetapi yang saya sangat sayangkan adalah solusinya hanyalah menjadi pemenang atas konflik-konflik yang terjadi dan bukan mengatasi akarnya secara “bersama” yaitu perubahan iklim yang sudah terjadi dan semakin parah ini.

Perubahan iklim sudah terjadi, bencana mulai bermunculan bumi semakin marah tetapi konflik-konflik dunia masih saja berlanjut dan belum usai, berebut tanah, kekuasaan, kekayaan sumber daya alam dan energi. Harusnya manusia bersatu untuk sama-sama mencari solusi dan bertindak agar bumi tidak lagi marah. Bukannya saling rebutan dan perang, karena kalau dunia masih berperang maka semuanya yang rugi dan yang untung hanyalah pemegang senjata karena perang adalah bisnis terbesar dunia ini! Bangun dan sadarlah, mari kita jaga kewarasan sebagai manusia.

“Menyatulah dengan alam, coba selami cara alam bergerak dan bereaksi, sayangi ia. Setelah itu baru namakan dirimu manusia” - JRX -

[ Billy Jon ]

Jumat, 04 November 2016

Agama Dipolitisasi

Agama dipolitisasi
Takbir dibarengi caci-maki
Tempat ibadah dibuat orasi
Majelis sambil demonstrasi

Mengajak kebaikan
Bukan melaknat keburukan
Situ imam atau setan
Kalau beriman ya pasti aman

Agama dipolitisasi
Dari jaman dulu kali
Sampai masa kini
Yaa begini

Agama bukanlah candu
Hanya orangnya yang mudah diadu
Situ domba atau madu
Madu yang manis walau berpadu

Agama dipolitisasi
Pasukan putih merasa suci
Tapi tindakan memaki-maki
Mengaku bela islami
Tapi kegiatan memprovokasi
Arggghhh dasar suci.. mendingku ngopi~

[Billy Jon]

Selasa, 01 November 2016

review Anthropoid (2016)

Awalnya saya mencari film-film biografi lama yang belum saya tonton, saya pun mulai browsing di forum-forum film. Dari mulai JFK (1993), Bridge of Spies (2015) dan The Flowers of War yang semuanya sudah saya tonton, ternyata ada film baru yang menarik perhatian saya sekilas lewat poster atau gambarnya yang berlogo swastika, itulah Anthropoid (2016).

Saya memang sedikit tertarik dengan film-film perang, utamanya Nazi. Bukan! Saya bukan pengemar Adolf Hitler apalagi Neo-Nazi atau ultranasionalis, saya tertarik karena rasa penasaran saya terhadap perang yang terjadi dan mengapa manusia.. itu pun kalau boleh dianggap manusia, seperti Hitler dengan Nazi dan SSnya dianggap yang paling kejam dimuka bumi ini.

Dari komentar para netizen banyak yang positif dan membuat semakin penasaran dengan Anthropoid ini, tetapi disisi lain ada yang menyatakan “ini baru suicide squad.. semua pemeran utamanya bunuh diri” spoiler? Mungkin.. dan untungnya saya jadi tidak ikut bunuh diri juga. Dengan komentar barusan saya berpikir “arghhh ini mah palingan tentang Berlin yang sudah dikepung Sekutu & Soviet.. ia Soviet! Musuh bebucutan sekutu, terus pada bunuh diri deh”. Tetapi dengan keterangan durasi yang hanya 2jam (untuk ukuran film biografi perang biasanya lebih lama –Red) dan keterangan lokasi di Praha, Cekoslovakia membuat saya berpikir ulang “kok di Ceko, bukan Berlin? Apa yang bikin filmnya orang Ceko atau lokasi syutingnya di Ceko?” ditambah lagi ada aktor yang saya sukai di film In Time, yaitu Cillian Murphy. Dengan semua pertimbangan itu entah mengapa akhirnya film sebesar 339mb untuk kualitas 360p saya download juga, walau sempat berpikir buruk dengan ini film sampai saya diamkan selama 2hari karena lebih memilih baca novel Leo Tolstoy – Anna Karenina dulu.

Seperti kebanyakan film lainnya diawal film ada.. apaya namanya saya tidak tau kata yang tepat untuk menggambarkannya, mungkin keterangan atau sinopsis yang melatarbelakangi kejadian tersebut. Film dimulai dengan dokumenter.. asli sepertinya, yang menyatakan di bulan september 1938 ada sebuah konferensi di Munich antara Adolf Hitler dan pemimpin Perancis, Italia & Inggris Raya. Hitler mengancam untuk perang kecuali negara-negara tetangga Cekoslovakia diserahkan kepada Jerman. Menghadapi Jerman tanpa sekutu pasukan pun ditarik dan Cekoslovakia diberikan tanpa satu tembakan pun. Satu tahun kemudian Jerman menyerang Polandia dan perang pun kembali pecah, ternyata pabrik-pabrik di Cekoslovakia penting dan Nazi pun menurunkan orang ketiganya, itulah Reinhard Heydrich. Metodenya yang kejam hingga dia dijuluki The Butcher of Praha atau kalo kata subtitlenya Tukang Jagal dari Praha.

Sepertinya pikiran buruk saya dengan film ini sebelumnya salah, karena film ini diluar ekspetasi saya.. film ini begitu epic memainkan ulang kisah nyata. Anthropoid atau yang lebih tepatnya Operasi Anthropoid adalah salah satu operasi dari pemerintah Cekoslovakia yang saat itu berada di London untuk melenyapkan Reinhard Heydrich agar Jerman tau bahwa masih ada perlawanan di Cekoslovakia. Menugaskan penerjun payung Josef Gabcik (Cillian Murphy) & Jan Kubis (Jamie Dornan) yang ternyata sudah terlambat karena penerima pesan Oldrich Novak dari Organisasi Jindra kaum resisten Cekoslovakia sudah ditangkap Gestapo dan pemerintah Cekoslovakia di London tidak tau karena sinyal pemancar mereka untuk berkomunikasi perlu diganti.

Bertemu dengan kaum resisten yang tersisa yang siap membantu Operasi Anthropoid dan walau ada pula Ladislav Vanek (Marcin Dorocinski) yang menentangnya karena menurutnya dengan membunuh Heydrich itu berarti membahayakan keluarga mereka dan masyarakat Cekoslovakia yang tidak bersalah. Ladislav pun memutuskan memberitahu situasi terkini dan meminta membatalkan operasi tersebut kepada pemerintah Cekoslovakia di London dan berdasarkan situasi tersebut akhirnya Operasi Anthropoid harus dibatalkan.

Dilain pihak, ada informan yang melihat surat, bahwa ada perintah Heydrich untuk kembali ke Berlin, ditambah lagi ada pembicaraan mengenai pengiriman baru ke Paris dan lusanya juga Heydrich harus segera ke Berlin. Hajsky (Toby Jones) salah seorang dari Organisasi Jindra kaum resisten ceko yang sejak awal mendukung Operasi Anthropoid pun berpikir “sekali Heydrich ke Berlin, dia mungkin tidak kembali lagi dan mungkin pemerintah ceko di London membatalkan karena hanya ingin membuat kaum Jindra tenang”. Akhirnya mereka pun yang sejak awal ditugaskan dan mendukung misi Anthropoid, memutuskan untuk tetap melakukan operasi ini.

Diperankan dengan sangat baik oleh Cillian Murphy dan juga Jamie Dornan. Anthropoid (2016) memberikan saya wawasan baru akan sejarah, perjuangan, pengkhianatan, dendam dan cinta.


[Billy Jon]