Kemarin rabu saya datang ke acara paling mencerdaskan di Indonesia, apalagi
kalau bukan Mata Najwa! Saya sebagai pemuda diminta menjadi narasumber tentang
narkoba yang masih eksis aja walau sudah ada hukuman kebiri.. *eh hukuman mati.
Tidak perlu berlama-lama lagi berikut adalah cuplikan pertanyaan yang diberikan
oleh mba nana, begitulah panggilan akrabnya, yang belum lama ini menang di PanasonicGlobal Awards 2016 untuk katagori Insan Pertelevisian Terbaik. Cekijok~
Apa anda setuju dengan kebijakan hukuman mati untuk pengedar narkoba?
Saya sih
tidak setuju karena jelas selain itu
melanggar Hak Asasi Manusia dan biayanya juga sangat mahal, hukuman seperti
itu kurang memberi efek terhadap menurunnya pengguna dan pengedar narkoba.
Buktinya sampai saat ini masih ada saja yang tertangkap padahal penjara sudah penuh
dan tidak restock lagi haha...
Hehehe (ketawa ala mba nana) kalau begitu menurut
anda, apa yang membuat turunnya angka pengguna narkoba di Indonesia?
Yang pasti
pertama itu edukasi, karena narkoba itu sudah ada sejak dulu tetapi tetap saja masih banyak sampai sekarang bahkan di negara
maju sekalipun dan bandar-bandar besarnya jarang ada yang tertangkap, artinya
ide tersebut (mengkonsumsi narkoba –Red) memang tidak bisa dibunuh. Yang bisa dilakukan
adalah mengadu ide atau gagasan agar ide satunya (yang anti narkoba –Red) lebih unggul dari pada yang lain. Kalau hanya melarang itu sih sama saja
mengkampanyekan narkoba karena akan membuat orang yang belum pernah akan penasaran untuk
mencoba.
Edukasi seperti apa yang membuat ide Anti-Narkoba
bisa lebih unggul?
Edukasi
yang bukan hanya membuat orang terutama generasi muda, untuk menjauhi narkoba
tetapi juga enggan untuk menyobanya dan mau untuk mencari tau bahaya narkoba atas minatnya sendiri bukan dipaksakan
& mau mengkampanyekan anti-narkoba lewat passionnya entah itu musik, gambar,
animasi dan lainnya. Kalau masyarakat sudah sadar bahwa narkoba itu berbahaya,
tidak menguntungkan dan benar-benar tidak membutuhkan, saya kira dilegalkan pun
narkoba tidak akan laku.
Bagaimana dengan rehabilitasi pengguna narkoba
apa yang dilakukan selama ini sudah bisa dikatakan tepat?
Saya kira
masih belum ya, karena yang saya lihat selama ini rehabilitasi hanya lewat psikologis atau motivasi-motivasi
gitu, bahkan pernah ada yang sampai dirukiyah agar terbebas dari narkoba. Memang usaha
seperti itu cukup membantu tetapi hanya untuk jangka pendek atau sebentar saja,
setelah mereka bebas kebanyakan akan kembali lagi menjadi pengguna atau pengedar
narkoba. Kenapa begitu, karena ketika kembali ke lingkungan lagi, teman-teman atau
jaringannya masih yang itu-itu juga yang mungkin sebelumnya pernah pesta bareng.
Makanya saya tidak habis pikir kenapa di setiap Lembaga Pemasyarakatan, para tahanan
kasus narkoba dikumpul jadi satu sel atau blok. Bayangin aja satu sel atau blok
diisi oleh orang yang punya kasus sama, artinya ada kesamaan pola pikir dan itu untuk
beberapa tahun bahkan seumur hidup. Tentunya cukup menyenangkan berada di antara orang
yang punya pemikiran sama dengan kita, minimal nyambunglah. Pasti disana ada cerita
yang bisa dibagi terus lanjut diskusi, nantinya ada kemungkinan membuat rencana-rencana dan
selanjutnya bukan hanya bisa memakai narkoba di dalam sel tapi
menjalankan bisnisnya pun dibisakan oleh mereka.
Kalau untuk mengedarkan narkoba dari dalam sel
bukannya ada faktor eksternalnya juga?
Ya memang
pasti ada tetapi itu kan juga karena ada usaha dari dalam yang mencoba, entah menyuap kepala sipir, oknum
polisi atau dari jaringan mereka yang berada di luar. Makanya saya tidak setuju dengan
hukuman mati pengedar narkoba, karena mungkin mereka memang tidak takut mati atau
sudah nekat agar bisa kaya dengan mudah & cepat. Mungkin bagi mereka dari pada jadi
begal, maling atau rampok yang hasilnya tidak seberapa tetapi risikonya gede juga
mending jadi bandar sekalian, atau mungkin kalau mereka punya Ijazah yang mumpuni
saya kira mereka lebih milih jadi koruptor yang bisa pergi ke bali. Begal,
maling atau rampok kalau tertangkap pasti ada yang kroyok bahkan ada yang dibakar
massa padahal uangnya tidak seberapa, kalau bandar uangnya besar bisa bagi-bagi sama
masyarakat sekitar setelah itu dapat perlindungan pula, kalau ada intel
atau polisi yang grebek, bahkan bisa beli yang mau grebek agar tidak jadi dan mungkin
ikut pesta bareng.
Nanti malah jadi grebek diri sendiri ya haha..
kalau begitu apa hukuman yang pantas bagi pengedar narkoda?
Maksimal
sih penjara seumur hidup dan yang terpenting adalah jangan biarkan mereka bisa berkumpul dengan tahanan kasus
yang sama, apalagi sesama jaringannya. Kalau bisa benar-benar diasingkan agar
tidak punya lagi keinginan & kesempatan menjadi pengedar atau pengguna, ditambah
rehabilitasi psikologis & edukasi tadi inshaallah mereka tidak gila dan mungkin
setelah bebas mereka dengan kesadaran & keinginannya malah menjadi orang yang
mengkampanyekan bahaya narkoba kepada masyarakat.
Sejauh ini peran sekolah &
universitas apa sudah cukup membuat anak muda tau bahaya narkoba?
Sekolah
& universitas memberikan peran, akan tetapi sejauh ini belum signifikan ya karena kalau hanya tau bahaya
narkoba tetapi anak muda masih banyak yang ingin mencoba dan menjadi pengguna
narkoba, sama juga bohong. Karena banyak pihak yang memanfaatkan keapatisan anak muda
yang selalu ingin terlihat trendy, makanya harus dibuat sistem atau konsep pendidikan
yang membuat anak muda mau berbuat & bertindak positif atas minat dan kesadarannya
sendiri, itu tidak mudah tapi pasti bisa. Sampai sekarang masih banyak pihak yang
tidak mau masyarakat lebih cerdas dan mau berbuat demikian, karena itu mengancam
keuntungan & kekuasaan mereka. Lihat saja, sepertinya sekarang banyak yang lebih takut
dengan kelompok pemuda yang membuka perpustakaan jalanan ketimbang pemuda yang
membawa senjata tajam ditangan.
*Pemuda bawa senjata ditangan* “arggghhh palingan mau tawuran”
*Pemuda bawa buku dijalanan* “wahhhh bahaya laten...”
*Pemuda bawa buku dijalanan* “wahhhh bahaya laten...”
"Apakah kamu miskin? Tidak! Kamu dimiskinkan. Apakah kamu bodoh? Tidak! Kamu dibodohkan. Oleh sebuah sistem”.
Sampai sini saya tersadar ternyata saya sedang berada dikamar tidur, dengan
tv yang masih menyala dan sarung yang sudah melorot
menyisakan joni yang mau berontak dari sempak. Saya pun langsung beranjak bangun
karena ternyata ada kerja bakti se-rukun warga dan kebetulan tetangga pun ada yang memainkan lagu Iwan Fals – Bangunlah Putra Putri Pertiwi dari speaker berbentuk kaleng dengan berlogo merk soda beracun. Saya
tidak ingat sudah sarapan atau belum tapi
setelahnya saya nyeduh kopi hitam & ikut kerja bakti dibantu PPSU.
Srrruuuupppuutttt~