Senin, 11 April 2016

Bukan Propaganda Vegetarian


Judul Buku : Eating Animals
Penulis : Jonathan Safran Foer
Penerjemah/Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Edisi : 2010
Tebal : 316 halaman




Manusia mendapat hak istimewa untuk bisa memilih makanan apa saja di bumi ini bukan berarti ia layak untuk memperlakukan setiap makhluk, terutama hewan sebagai sekadar santapan atau makanan tanpa menyadari bahwa mereka layak diperlakukan lebih dari korban sajian.

Buku ini bukan tentang propaganda menjadi vegetarian. Penulis lebih menuturkan buku yang ditulisnya dengan sejumlah riset dan penyelidikan secara langsung, untuk mengungkap praktik-praktik perternakan di Amerika Serikat yang sudah menyimpang jauh dari tradisi perternakan keluarga yang memperlakukan hewan secara lebih terhormat.

Dalam salah satu bab dituliskan:
Orang tidak lagi tahu asal makanan. Makanan bukan sintetis, bukan dibuat di lab, tapi harus ditumbuhkan. Yang saya benci adalah ketika konsumen bertindak seolah peternak mau melakukan hal ini, padahal konsumenlah yang memberitahu petani apa yang harus ditumbuhkan. Mereka mau makanan murah. Kami tumbuhkan. Kalau mereka mau telur dari ayam yang tidak dikandangkan, mereka harus bayar lebih mahal. Titik. Produksi telur oleh ayam-ayam yang dikurung dikandang petelur raksasa lebih murah. Lebih efisien dan artinya lebih berkelanjutan. Ya. Saya bilang perternakan pabrik bisa jadi lebih berkelanjutan., biarpun saya tahu kata itu sering dipakai untuk melawan industri. Dari Cina sampai India dan Brasil, permintaan produk hewan terus tumbuh cepat. Kamu kira perternakan keluarga bisa melayani dunia berisi sepuluh miliar orang?

Yang membuat saya tercengang dalam penyelidikan dan riset yang ditulis dalam buku ini adalah ketika penulis mengungkap genetika hewan dan menurut akal sehat saya pun memang benar adanya. Mereka membuat hewan agar lebih cepat gemuk dalam waktu sesingkat mungkin, membuat hewan lebih cepat bertelur sebelum waktunya tiba dengan tipuan seperti lampu untuk mengganti panasnya matahari dan tidak mengumbar atau mengajak hewan ke alam luar, mereka hanya dikandang sempit dengan jumlah yang banyak, itu semua agar tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya dan sebisa mungkin untung sebesar-besarnya.

Buku ini mengajak kita mencerahkan diri dari sekadar menuruti kebiasaan menjadi hidup yang berkesadaran, Mungkin inilah saatnya kita menyadari kehidupan di balik santapan kita.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar